Pengertian Qada' dan Qadar
Para ulama berbeda pandangan dalam memberikan arti kata Qada dan Qadar. Sebagian ulama mengartikan sama. Namun, sebagian ulama yang lain memberikan arti yang berbeda. Pandangan yang membedakan antara Qada dan Qadar, mendefiniskan Qadar dengan “ilmu Allah Swt. tentang apa yang akan terjadi pada makhluk di masa mendatang. ” Qada adalah “ segala sesuatu yang Allah Swt. wujudkan (adakan atau berlakukan) sesuai dengan ilmu dan kehendaknya.” Sebagian ulama yang lain justru menerapkan definisi di atas secara terbalik, yakni definisi Qada dan Qadar ditukar Pendapat yang menyamakan Qada dan Qadar memberikan definisi ”bahwa aturan baku yang diberlakukan oleh Allah Swt. terhadap alam ini, undangundang yang bersifat umum, dan hukum-hukum yang mengikat sebab dan akibat”. Pengertian itu diilhami oleh beberapa ayat al-Qur±n, seperti firmanAllah Swt.
Iman kepada Qada dan Qadar meliputi empat prinsip, sebagai berikut.
- Iman kepada ilmu Allah Swt. yang Qadīm (tidak berpermulaan), dan Dia mengetahui perbuatan manusia sebelum mereka melakukannya.
- Iman bahwa semua Qadar Allah Swt. telah tertulis di Lauh Mahfuzh.
- Iman kepada adanya kehendak Allah Swt. yang berlaku dan kekuasaan-
Nya yang bersifat menyeluruh. - Iman bahwa Allah Swt. adalah Zat yang mewujudkan makhluk. Allah
Swt. adalah Sang Pencipta dan yang lain adalah makhluk.
- “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (takdir).” (Q.S. al-Qamar/54:49)
- “Tidak ada suatu bencana apapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada diri kalian melainkan telah tertulis dalam kitab (LauMahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah Swt.” (Q.S. al-Hadīd/57:22)
- “Dan tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya.” (Q.S. al-Isr±’/17:13)
- “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah Swt.” (Q.S. at-Tag±bun/64:11)
- “Sesungguhnya penciptaan salah seorang dari kalian dikumpulkan dalam perut ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nuthfah (sperma), kemudian berubah menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi mudghah (sepotong daging) selama empat puluh hari, kemudian malaikat dikirim kepadanya kemudian malaikat meniupkan ruh padanya, dan malaikat tersebut diperintahkan empat hal yaitu menuliskan rizkinya, menuliskan ajalnya, menuliskan amal perbuatannya, dan menuliskan apakah ia celaka, atau bahagia. Demi Dzat yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian pasti mengerjakan amal perbuatan penghuni surga, hingga ketika jaraknya dengan surga cuma satu lengan, tiba-tiba ketetapan berlaku padanya kemudian ia mengerjakan amal perbuatan penghuni neraka, dan ia pun masuk neraka. Sesungguhnya salah seorang dari kalian pasti mengerjakan amal perbuatan penghuni neraka, hingga ketika jaraknya dengan neraka cuma satu lengan, tiba-tiba ketetapan berlaku padanya kemudian ia mengerjakan amal perbuatan penghuni surga, dan ia masuk surga.” (H.R. Muslim)
- Dalam hadis yang lain, Rasulullah saw. bersabda yang artinya sebagai berikut. ”Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah Swt. mengutus malaikat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupnya) sengsara atau bahagia.” (H.R.al-Bukhari dan Muslim)
- Takdir Mua’llaq
- Takdir Mubram
- Semakin meyakini bahwa segal sesuatu yang terjadi di alam ini tidak lepas dari sunnatullah.
- Semakin termotivasi untuk senantiasa berikhtiar= atau berusaha lebih giat lagi dalam mengejar cita-citanya.
- Meningkatkan keyakinan akan pen ting nya peran doa bagi keberhasilan sebuah usaha.
- Meningkatkan optimisme dalam menatap masa depan dengan ikhitar yang sungguh-sungguh;
- Meningkatkan kekebalan jiwa dalam menghadapi segala rintangan dalam usaha sehingga tidak berputus asa ketika mengalami kegagalan.
- Menyadarkan manusia bahwa dalam kehidupan ini dibatasi oleh peraturan-peraturan Allah Swt., yang tujuannya untuk kebaikan manusia itu sendiri.Bersikap optimis,m Ikhtiar dan Tawakkal sebagai implementasi beriman kepada Qada’ dan Qadar Allah Swt.