Pengertian Qada dan Qadar


Pengertian Qada' dan Qadar

Para ulama berbeda pandangan dalam memberikan arti kata Qada dan Qadar. Sebagian ulama mengartikan sama. Namun, sebagian ulama yang lain memberikan arti yang berbeda. Pandangan yang membedakan antara Qada dan Qadar, mendefiniskan  Qadar dengan  “ilmu Allah Swt. tentang apa yang akan terjadi pada makhluk di masa mendatang. ” Qada adalah “ segala sesuatu yang Allah Swt. wujudkan (adakan atau berlakukan) sesuai dengan ilmu dan kehendaknya.”  Sebagian  ulama yang lain justru menerapkan definisi di atas secara terbalik, yakni  definisi Qada dan Qadar ditukar Pendapat yang menyamakan Qada dan Qadar memberikan definisi ”bahwa  aturan baku yang diberlakukan oleh Allah Swt. terhadap alam ini, undangundang yang bersifat umum, dan hukum-hukum yang mengikat sebab dan akibat”. Pengertian itu diilhami oleh beberapa ayat al-Qur±n, seperti firmanAllah Swt.


Artinya: “Allah Swt. mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya”. ( Q.S. ar-Ra’«/13:8)

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Qa«±' menurut bahasa berarti “menentukan atau memutuskan”, sedangkan menurut istilah artinya “segala ketentuan Allah Swt. sejak zaman azali”. Adapun pengertian Qadar menurut bahasa adalah “memberi kadar, aturan, atau ketentuan”

Iman kepada Qada dan Qadar meliputi empat prinsip, sebagai berikut.
  • Iman kepada ilmu Allah Swt. yang Qadīm (tidak berpermulaan), dan Dia mengetahui perbuatan manusia sebelum mereka melakukannya.
  • Iman bahwa semua Qadar Allah Swt. telah tertulis di Lauh Mahfuzh.
  • Iman kepada adanya kehendak Allah Swt. yang berlaku dan kekuasaan-
    Nya yang bersifat menyeluruh.
  • Iman bahwa Allah Swt. adalah Zat yang mewujudkan makhluk. Allah
    Swt. adalah Sang Pencipta dan yang lain adalah makhluk.

Dalil dalil tentang qada dan qadar
Allah Swt. menjelaskan tentang Qa«±' dan Qadar, melalui firman-firman-Nya, dan juga dalam beberapa hadis Rasulullah saw., di antaranya menyatakan hal-hal berikut.
a.  Dalil al-Qur'±n
  1. “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran  (takdir).” (Q.S. al-Qamar/54:49)
  2. “Tidak ada suatu bencana apapun yang menimpa di bumi dan (tidak  pula) pada diri kalian melainkan telah tertulis dalam kitab (LauMahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah Swt.”  (Q.S. al-Hadīd/57:22)
  3. “Dan tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya  (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya.” (Q.S. al-Isr±’/17:13)
  4. “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan  izin Allah Swt.” (Q.S. at-Tag±bun/64:11)
b. Dalil As-Sunah (Hadis Rasulullah)
Adapun penjelasan Rasulullah saw. tentang Qa«±' dan Qadar antara lain diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam hadis berikutini.
  1. “Sesungguhnya penciptaan salah seorang dari kalian dikumpulkan  dalam perut ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nuthfah (sperma), kemudian berubah menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi mudghah (sepotong daging) selama empat puluh hari, kemudian malaikat  dikirim kepadanya kemudian malaikat meniupkan ruh padanya, dan malaikat tersebut diperintahkan empat hal yaitu menuliskan rizkinya, menuliskan ajalnya, menuliskan amal perbuatannya, dan menuliskan apakah ia celaka, atau bahagia. Demi Dzat yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian pasti mengerjakan amal perbuatan penghuni surga, hingga ketika jaraknya dengan surga cuma satu lengan, tiba-tiba ketetapan berlaku padanya kemudian ia mengerjakan amal perbuatan penghuni neraka, dan ia pun masuk neraka. Sesungguhnya salah seorang dari kalian pasti mengerjakan amal perbuatan penghuni neraka, hingga ketika jaraknya dengan neraka cuma satu lengan, tiba-tiba ketetapan berlaku padanya kemudian ia mengerjakan amal perbuatan penghuni surga, dan ia masuk surga.” (H.R. Muslim)
  2. Dalam hadis yang lain, Rasulullah saw. bersabda yang artinya sebagai berikut. ”Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah,  40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah Swt. mengutus malaikat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupnya) sengsara atau bahagia.” (H.R.al-Bukhari dan Muslim)

Dari hadis di atas dapat diketahui bahwa nasib manusia telah  ditentukanQada dan Qadarnya oleh Allah Swt. sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.

3. kewajiban beriman kepada qada dan qadar
Diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah saw. didatangi oleh seorlaki-laki yang berpakaian serba putih, dan rambutnya sangat hitam. Lelakitu bertanya tentang Islam, Iman dan Ihsan. Tentang keimanan, Rasulullah saw. menjawab yang artinya: “Hendaklah engkau beriman kepada Allah S malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab Nya, rasul-rasul Nya, hari akhir, dan beriman pula kepada Qadar (takdir) yang baik ataupun yang buruk”. (H.R. Muslim).

4. Macam-Macam Takdir
  • Takdir Mua’llaq
Takdir Mua’llaq adalah takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Misalnya, seorang siswa bercita-cita ingin menjadiinsinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu, ia belajar dengan tekun. Akhirnya, apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian.
  • Takdir Mubram
Takdir Mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak  dapat diusahakan atau tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh manusia. Misalnya, ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit, atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapak kulit putih, dan sebagainya.

Hikmah Beriman kepada Qada dan Qadar 
  1. Semakin meyakini bahwa segal sesuatu yang terjadi di alam ini tidak lepas dari sunnatullah.
  2. Semakin termotivasi untuk senantiasa berikhtiar= atau berusaha lebih giat lagi dalam mengejar cita-citanya.
  3. Meningkatkan  keyakinan akan pen ting  nya peran doa bagi keberhasilan sebuah usaha.
  4. Meningkatkan optimisme dalam menatap masa depan dengan ikhitar yang sungguh-sungguh;
  5. Meningkatkan kekebalan jiwa dalam menghadapi segala rintangan dalam  usaha sehingga tidak berputus asa ketika mengalami kegagalan.
  6. Menyadarkan manusia bahwa dalam kehidupan ini dibatasi oleh peraturan-peraturan Allah Swt., yang tujuannya untuk kebaikan  manusia itu sendiri.Bersikap optimis,m Ikhtiar dan Tawakkal sebagai implementasi beriman kepada Qada’ dan Qadar Allah Swt.